Rangkuman
A. Konflik Indonesia - Belanda (1945-1949).
-Belanda berusaha memecah belah Indonesia melalui berbagai perundingan dan upaya diplomasi,tujuannya adalah membuat Indonesia menjadi negara boneka yang dapat mereka kendalikan dengan mudah.
-Pada 21 Juli 1947, tengah malam Belanda melancarkan serangan keseluruh daerah di Republik Indonesia, operasi yag diberi label "aksi polisional" itu sebenarnya adalah sebuah agresi militer yang dikenal sebagai agresi militer Belanda I.
-Pada 18 Desember 1948 malam, Dr. Bell memberitahukan kepada delegasi Republik Indonesia dan komisi Tiga Negara bahwa Belanda tidak lagi terikat dan tidak mengakui persetujuan renvil , keesokan harinya, Belanda melancarkan agresi militer Belanda yang ke II.
-Sebelum pasukan Belanda menyerang kota Yogyakarta kabinet sempat bersidang diistana presiden pada pagi hari 19 Desember 1948, sidang memutuskan bahwa bila terjadi sesuatu pada pemimpin nasional pemerintah akan memberikan mandat kepada Mr. Syafruddin Prawiranegara, Mentri kemakmuran rakyat yang sedang berada di Bukit Tinggi untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
-Panglima Besar Jendral Sudirman yang sedang sakit parah memutuskan untuk tetap memimpin perang gerilya pada agresi militer Belanda II , wilayah Indonesia dibagi dua yaitu komando Jawa dan komando Sumatera.
-Komosi Tiga Negara diganti namanya menjadi komisi PBB untuk Indonesia (UNCI) dengan tugas membantu kelancaran perundingan berkaitan dengan pengrmbalian kekuasaan pemerintah Republik dan mengamati proses pemilihan serta berhak mengajukan usulan demi membantu proses penyelesaian.
B. Perbedaan Strategi Dan Ideologi Dalam Menghadapi Belanda Dan Konflik Antara Kelompok Politik Di Indonesia.
-Syahrir mendapat tentangan kuat dari organisasi persatuan (PP), organisai itu menentang kabinet Syahrir seiring dengan munculnya pidato dari Ratu Belanda pada 7 Desember 1942 yang terkait dengan perundingan antara Indonesia-Belanda.
-Munculnya sikap oposisi dari persatuan perjuangan terhadap strategi kabinet Syahrir dan pidato Ratu Belanda didasari oleh prinsip bahwa proses perundingan antara Indonesia-Belanda akan dapat terlaksana bila Belanda mau sepenuhnya mengakui kedaulatan Indonesia.
josssssss gaaaannnnn aseek
BalasHapushehe itu cuma rangkuman gan, belum ada penjelasan detail. maklum catatan waktu SMA hehe,
Hapus