LAPORAN OUTDOOR CLASS
OLEH:
KELOMPOK KELAS XI.IS.2
1. Dayu Zona (09)
2. M.Firdaus R. (23)
3. Robi Danur S. (31)
4. Rudy Wahyu K. (33)
SMA NEGERI 3 KLATEN
TAHUN 2011/2012
HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL PENELITIAN : LAPORAN OUTDOOR CLASS MUSEUM KASUNANAN SURAKARTA DAN MUSEUM SANGIRAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK KELAS XI.IS.2
1. Dayu Zona (09)
2. M.Firdaus R. (23)
3. Robi Danur S. (31)
4. Rudy Wahyu K. (33)
Klaten, 08 Februari 2012
Mengesahkan
Kepala SMA Negeri 3 Klaten Pembimbing Mata Pelajaran Sejarah
Dra.Ryryn Purwanti HR, M.Hum. Sigit Raharjo
NIP. 19560913 197903 2 002 NIP. 19600809 198603 1 012
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan outdoor class.
Salah satu manfaat belajar sejarah adalah kita mendapatkan pelajaran yang baik dan mulia dalam kehidupan sehari-hari, hal ini berarti sejarah untuk pelajaran 2011-2012 menjadi bagian terdepan dalam usaha membentuk karakter insan Indonesia yang jujur, ulet dan nasionalis sejati.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan outdoor class ini, tidak menutup mata bahwa kesalahan dan kekurangan di sana-sini masih banyak. Oleh karena itu kami menyadari bahwa kami masih harus belajar dan belajar lagi.
Akhirnya, kami penyusun mengucapkan terima kasih atas semua yang telah membantu dalam penyusunan laporan outdoor class ini.
Klaten, Februari 2012
Penyusun
MOTTO
“Bukan berapa banyaknya tetapi
seberapa ikhlas kita memberikannya”
“Pintar itu bukan berapa banyak kita mengetahui sejarah atau riwayat melainkan seberapa kita bertaqwa kepada Allah”
“Jangan tangisi kesalahan tapi tersenyumlah karena setiap kesalahan mengajarkanmu agar berupaya lebih baik lagi”
“Hidup itu sangat sederhana ambil keputusan
dan jangan pernah engkau menyesalinya”
“Tiada kata terlalu muda atau terlalu tua untuk belajar”
“Yang penting bukanlah dari mana kamu dapat pengetahuan itu,
tapi dimana kamu bisa menerapkannya”
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ……………………………………………………
Kata Pengantar ……………………………………………………........
Motto ……………………………………………………………..........
Daftar Isi …………………………………………………………….....
Daftar Lampiran ………………………………………………………
Bab I PENDAHULUAN ………………………………………………
A. Latar Belakang ……………………………………………………
B. Tujuan ………………………………………………………………
C. Rumusan Masalah ……………………………………………………
Bab II LANDASAN TEORI ……………………………………………
Bab III METODE PENELTIAN …………………………………………
A. Waktu dan tempat Penelitian …………………………………………
B. Alat dan bahan …………………………………………………………
C. Cara kerja …………………………………………………………………
Bab IV ISI …………………………………………………………………
A. Sejarah Museum Sangiran …………………………………………………
B. Koleksi Museum Sangiran ………………………………………………
1. Ruang Pameran Utama ……………………………………………………
2. Ruang Pameran Tambahan I ………………………………………………
3. Ruang Pameran Tambahan II ……………………………………………......
Bab V PENUTUP
A. Kesan ……………………………………………………………………………
B. Pesan ………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. Fosil manusia purba
2. Alat-alat batu
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Situs Sangiran dikenal dengan istilah “Sangiran Dome” artinya kubah sangiran. Dinamakan demikian karena kawasan situs ini secara geomorfologis merupakan daerahperbukitan dengan struktur kubah atau dome dibagian tengahnya. Struktur kubah tersebut telah mengalami proses deformasi yaitu proses patahan, longsoran, dan erosi, sehingga berubah bentuk menjadi lembah. Proses deformasi tersebut telah membelah kubah sangiran, mulai dari kaki kubah sampai kepusat kubah ditengahnya, sehingga menyingkapkan lapisan tanah purba dengan sisa-sisa kehidupan purba yang pernah ada dikawasan itu.
Lapisan tanah yang tersingkap dikubah sangiran tersebut berturut-turut dari pusat kubah sampai ke bibir kubah terbagi menjadi empat formasi stratigrafi yaitu Formasi Kalibeng, Formasi Pucangan, Formasi Kabuh, dan Formasi Notopuro. Formasi Kalibeng adalah lapisan tanah tertua dan Formasi Notopuro adalah lapisan tanah termuda. Berdasarkan hasil studi terhadap struktur dan tekstur lapisan tanah formasi=formasi tersebut serta studi terhadap kandungan fosilnya maka sejarah terbentuknya kawasan Sangiran dapat diketahui.
B. Tujuan Penyusunan
Penyusunan ini bertujuan untuk mengetahui situs-situs purba yang berada sangiran. Dengan adanya penyusunan laporan ini diharapkan semua pihak dapat belajar dari situs-situs purba disangiran
C. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah sejarah sangiran?
b. Jenis fosil apa saja yang terdapat di sangiran?
Bab II LANDASAN TEORI
Ingin mengetahui sejarah sangiran dan igin mengetahui berbagai jenis fosil manusia purba yang terdapat di museum sangiran.
Sebagai daerah obyek tujuan wisata yang cukup potensial, maka kebutuhan akan informasi tertulis bagi pengunjung dirasakan sebagai suatu yang sangat mendesak, padahal Pemerintah Pusat sampai saat ini belum menerbitkan buku panduan untuk museum Sangiran. Untuk itu kami menyusun laporan ini sebagai panduan untuk menyediakan informasi tentang museum sangiran.
Bab III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan tempat penelitian
- Waktu : Sabtu, 04 februari 2012
- Tempat : Museum Sangiran
1.Buku
2. Bolpoin
3. Pensil
4. Penggaris
5. Kamera digital
C. Cara kerja
1. Meneliti jenis fosil-fosil
2.Mencatat data informasi dari jenis fosil
3. Mencari sumber-sumber informasi dari jenis fosil
Bab IV ISI
A. Sejarah Museum Sangiran
Sejarah museum sangiran bermula dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh von koenigswald sekitar tahun 1930-an. Di dalam kegiatannya von koenigswald dibantu oleh marsono, kepala desa krikilan pada masa itu. Setiap hari Toto Marsono atas perintah von koenigswald mengarahkan penduduk sangiran untuk mencari “balung buto” (bahasa jawa = tulang raksasa). Demikian penduduk sangiran mengistilahkan temuan tulang-tulang berukuran besar yang telah membantu yang berserakan disekitar lading mereka. Balung buto tersebut adalah fosil yaitu sisa-sisa organisme atau jasad hidup purba yang terawetkan didalam bumi.
Fosil-fosil tersebut kemudian dikumplkan di Pendopo Kelurahan Krikilan untuk bahan penelitian Von Koenigswald, maupun para ahli lainnya. Fosil-fosil yang dianggap penting dibawa oleh masing-masing peneliti ke laboratorium mereka, sedang sisanya dibiarkan menumpuk di Pendopo Kelurahan Krikilan.
Setelah Von Koenigswald tidak aktif lagi melaksanakan penelitian di Sangiran, kegiatan mengumpulkan fosil masih diteruskan oleh Toto Marsono sehingga jumlah fosil di Pendopo Kelurahan semakin melimpah. Dari Pendopo Kelurahan Krikilan inilah lahir cikal bakal Museum Sangiran.
Untuk menampung koleksi fosil yang semakin hari bertambah maka pada tahun 1974 Gubernur Jawa Tengah melalui Bupati Sragen membangun Museum kecil di Desa Krikilan, Kec. Kalijambe, Kabupaten Sragen diatas tanah seluas 1000m². museum tersebut diberi nama “ Museum Plestosen “. Seluruh koleksi di Pendopo Kelurahan Krikilan kemudian dipindahkan ke Museum tersebut. Saat ini sisa bangunan museum telah dirombak dan dialihfungsikan menjadi Balai Desa Krikilan.
Sementara di Kawasan Cagar Budaya Sangiran sisi selatan pada tahun 1977 dibangun juga sebuah museum di Ds. Dayu, Kec. Gondangrejo, Kab. Karanganyar. Museum ini difungsikan sebagai basecamp sekaligus tempat untuk menampung hasil penelitian lapangan di wilayah Cagar Budaya Sangiran sisi selatan. Saat ini museum tersebut sudah dibongkar dan bangunannya dipindahkan dan dijadikan Pendopo Desa Dayu.
Tahun 1983 pemerintah pusat membangun museum baru yang lebih besar di Ds. Ngampon, Ds. Krikilan, Kec. Kalijambe, Kab. Sragen. Kompleks museum ini didirikan diatas tanah seluas 16.675 m². bangunannya antara lain terdiri dari ruang pameran, ruang pertemuan/seminar, ruang kantor/administrasi, ruang perpustakaan, ruang storage, ruang laboratorium, ruang istirahat/ruang tinggal peneliti, ruang garasi dan kamar mandi. Selanjutnya koleksi yang ada di museum Plestocen, Krikilan dan koleksi dimuseum Dayu dipindahkan ke museum yang baru ini. Museum ini selain berfungsi untuk memamerkan hasil temuan dari kawasan Sangiran juga berfungsi untuk mengkoservasi temuan yang ada dan sebagai pusat perlindungan dan pelestarian kawasan Sangiran.
Tahun 1998 Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah melengkapi kompleks museum Sangiran dengan bangunan Audio Visual disisi timur museum. Dan tahun 2004 Bupati Sragen mengubah interior ruang kantor dan runag pertemuan menjadi ruang pameran tambahan.
Tahun 2003 Pemerintah pusat merencanakan membuat museum yang lebih representatif menggantikan museum yang ada secara bertahap. Awal tahun 2004 ini telah selesai didirikan bangunan perkantoran tiga lantai terdiri ruang baseman untuk gudang, lantai satu untuk laboratorium dan lantai dua untuku perkantoran. Program selanjutnya adalah membuat ruang audio visual, ruang transit untuk penerimaan pengunjung, ruang pameran bawah tanah, ruang pertemuan, perpustakaan, taman purbakala dll.
B. Koleksi Museum Sangiran
Koleksi yang ada di Museum Situs Manusia Purba Sangiran saat ini, semua berasal dari sekitar Situs Sangiran. Saat ini jumlah koleksi seluruhnya + 13.808 buah. Koleksi tersebut akan selalu bertambah karena setiap musim hujan, bumi Sangiran selalu mengalami erosi yang sering menyingkapkan temuan fosil dari dalam tanah.
Koleksi yang ada di Museum Sangiran antara lain berupa fosil manusia, fosil hewan, fosil tumbuhan, batu-batuan, sedimen tanah, dan juga peralatan batu yang dulu pernah dibuat dan digunakan oleh manusia purba yang pernah bermukim di Sangiran.
Koleksi-koleksi tersebut sebagian besar masih disimpan di gudang dan sebagian lagi di pajang di ruang pameran. Ruang pameran saat ini ada 3 ruang.
1. RUANG PAMERAN UTAMA
Fosil Moluska
Moluska termasuk filum invertebrata. Terbagi menjadi 7 klas dan lebih dari 100.000 spesies. Pada vitrin ini dipamerkan contoh-contoh moluska klas Pelecipoda (kerang dengan dua cangkang) dan klas Sastropoda (kerang bercangkang spiral), yang ditemukan pada Formasi Kalibeng dan Formasi Pucangan.
a. Klas Pelecypoda : 1. Venericardia
2. Arca
3. Pecten
4. Terlina
5. Ostrea
6. Steinkern
7. Fragmen Tridacna
8. Ammonia
9. Vermetus
b. Klas Gastropoda : 1. Orthaulax
2. Olivia
3. Turbo
4. Eupleura
5. Strombus
6. Turritella
7. Conus
8. Urosalpinx
9. Buccina
10. Stinkern
Binatang Air
Berisi fosil tengkorak buaya, fosil kura-kura, fosil ikan, dan fosil kepiting. Temuan fosil ikan Hiu menunjukkan bahwa Kawasan Sangiran pernah digenangi oleh air laut. Lingkungan ini kemudian berubah menjadi danau dan rawa-rawa dengan bukti temuan fosil buaya dan kura-kura, dan kepiting.
a. Tengkorak Buaya (Crocodilus Sp.).
Tanggal penemuan : 17 Desember 1994
Nama penemu : Sunardi
Lokasi penemuan : Dk.Blimbing, Ds.Ngebung, Kec.Kalijambe, Kab.Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
b. Kura-Kura (Cheloma Sp.)
Tanggal penemuan : 1 Februari 1990
Nama penemu : Hari Purnomo
Lokasi penemuan : Dk.Pablengan, Ds.Krikilan, Kec.Kalijambe, Kab.Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
c. Rahang dan Sirip Belakang Ikan
Tanggal penemuan : 20 November 1975
Nama penemu : Suwarno
Lokasi penemuan : Ds.Bukuran, Kec.Kalijambe, Kab.Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
d. Gigi Ikan Hiu
Tanggal penemuan : 6 April 1977
Nama penemu : Sutarjo
Lokasi penemuan : Ds.Bukuran, Kec.Kalijambe, Kab.Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
e. Ruas Tulang Belakang Ikan
Tanggal penemuan : 20 November 1975
Nama penemu : Suwarno
Lokasi penemuan : Ds.Bukuran, Kec.Kalijambe, Kab.Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
f. Sirip Ikan Bagian Depan
Tanggal penemuan : 4 Jnuari 1991
Nama penemu : Purnomo
Lokasi penemuan : Ds.Dayu, Kec.Gondangrejo, Kab.Karanganyar
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
g. Kepiting
Tanggal penemuan : 6 April 1976
Nama penemu : Mitro
Lokasi penemuan : Ds.Bukuran, Kec.Kalijambe, Kab.Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
Fosil Kayu
Selain sisa-sisa manusia dan binatang purba, di kawasan Cagar Budaya Sangiran ditemukan pula sisa-sisa batang pohon yang telah menjadi fosil. pada vitrin ini dipamerkan Fosil Batang Pohon dari Dukuh Jambi, Desa Dayu, Kec. gondangrejo, Kab. karanganyar, yang ditemukan tahun 1955 dan fosil batang Pohon dari Desa Krikilan, Kec. Kalijambe, Kab. Sragen, yang ditemukan tahun 1977. Keduanya dari Formasi Pucangan.
Kua Nil (Hippopotamus Sp)
Kuda Nil adalah binatang darat yang hidup di danau atau rawa-rawa dan dapat menyelam di dalam air selama 5 menit dengan cara menutup lubang hidung dan matanya. Di daerah Sangiran binatang ini ditemukan pada formasi antara Pucangan dan Kabuh.
a. Rahang Bawah (Mandibula)
Tanggal penemuan : 20 Februari 1994
Nama penemu : Sodikromo
Lokasi penemuan :Lereng tebing di sebelah barat Dk.Grogolan,Ds. Bukuran, Kec.Kalijambe, Kab.Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
b. Rahang Atas (Maxilla)
Tanggal penemuan : 25 April 1994
Nama penemu : Mujimin
Lokasi penemuan : Dk.Pablengan, Ds.Krikilan, Kec.Kalijambe, Kab.Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
c. Tulang Kering (Tibia)
Tanggal penemuan : 4 Januari 1993
Nama penemu : Warsito
Lokasi penemuan : Dk. Bubak, Ds. Ngebung, Kec. Kalijambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan Atas
d. Tulang Kaki Depan Bagian Atas (Humerus)
Tanggal penemuan : 28 Desember 1993
Nama penemu : Warsit
Lokasi penemuan : Ds. Krikilan, Kec. Kalijambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan Atas
Copy Fosil Tengkorak Manusia
Berisi copy tengkorak manusia purba dari berbagai situs prasejarah dunia yang secara berurutan menggambarkan bukti-bukti evolusi manusia purba.
a. Australopithecus Africanus (Copy)
Tanggal penemuan : Tahun 1937
Nama penemu : R. Brom
Lokasi penemuan : Di Sterfonteine, Afrika Selatan
Umur/Stratigrafi : Diperkirakan 2,5 juta tahun
b. Pithecanthropus Modjokertensis (Copy)
Tanggal penemuan : Tahun 1936
Nama penemu : Tjikro Handojo
Lokasi penemuan : Di Perning, Mojokerto, Jawa Timur
Umur/Stratigrafi : Diperkirakan 1,9 juta tahun (Individu usia anak 6 th)
c. Tengkorak Pithecanthropus Erectus II (Copy)
Tanggal penemuan : Tahun 1937
Nama penemu : GHR. Von Koenigswald
Lokasi penemuan : Dk. Bapang, Ds. Bukuran, Kec. Kalijambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : -
d. Tengkorak Pithecanthropus VIII (Sangiran 17)
Fosil tengkorak Homo Erectus terlengkap hingga saat ini yang pernah ditemukan di Indonesia. Terdiri dari tempurung, kepala, bagian muka, dan rahang atas dengan gigi prageraham (premolar 4), taring (canine) kiri, serta geraham (molar 1-3) kanan.
Fosil ditemukan di sebelah selatan kali Pucung, Desa Dayu, Kec. Gondangrejo, Kab. Karanganyar. Secara geologis fosil ini diperkirakan berumur 700.000 tahun yang lalu. (Copy dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung).
e. Tengkorak Pithecanthropus Soloensis (Copy)
Tanggal penemuan : Tahun 1932
Nama penemu : Oppenoorth
Lokasi penemuan : Di Ngandong, Kab. Blora, Jawa Tengah
Umur/Stratigrafi : Diperkirakan 400.000 tahun
Alat-Alat Batu
Manusia purba yang hidup di Sangiran menggunakan batu sebagai peralatan untuk temuan alat batu di Situs Sangiran membuktikan tentang adanya adaptasi manusia purba terhadap lingkungannya. Ditemukan “bakalan” kapak batu di daerah Sangiran, membuktikan bahwa alat-alat batu tersebut tidak didatangkan dari tempat lain. Adapun alat-alat batu yang ditemukan di Sangiran antara lain : serpih dan bilah, serut dan gurdi, bakalan kapak batu, beliung persegi, kapak perimbas, batu inti, dan bola batu.
Contoh Batuan Dari Situs sangiran
Memamerkan beberapa jenis contoh batu dan batuan yang ditemukan di kawasan Cagar Budaya Sangiran yang dapat dijadikan sebagai indikasi terhadap alam dan lingkungan Sangiran, yang secara geologis dapat membverikan informasi kondisi alam purba masa itu.
a. Batu Rijang. Banyak ditemukan di sekitar titik trianggulasi di Ds. Ngebung, Kec. Kalijambe, Kab. Sragen. Batu ini banyak digunakan sebagai bahan pembuat alat serpih.
b. Batu Meteor. Ditemukan antara lain di desa Krikilan, Rejosari, dll.
c. Batu Kalsedon. Banyak ditemukan di sekitar titik/patok trianggulasi di Desa Ngebung, Kec. Kalijambe, Kab. Sragen. Batu ini banyak digunakan oleh sebagai bahan pembuat alat.
d. Batuan Konkresi. Ditemukan dari Desa Pablengan.
e. Batu Cetakan (Steinkern). Ditemukan di Dukuh Pondok, Desa Krikilan, Kec. Kalijambe, Kab. sragen. Jenis batuan ini terjadi karena masuknya material batuan kedalam cangkang. Kemudian cangkang tersebut terawetkan, setelah material berubah menjadi fosil, maka cangkang aslinya hancur.
f. Batu Koral. Ditemukan pada endapan/formasi Kalibeng, kala Meosin. Jenis batuan ini ditemukan di Dukuh sangiran, Desa Krikilan, Kec. Kalijambe, Kab. Sragen.
g. Batu Diatome. Diatome adalah plankton laut yang berlapis-lapis yang telah mongering dan mengeras. Jenis batuan ini merupakan salah satu ciri dari endapan dari Formasi Pucangan pada kala Pleistosin bawah. Sampel buatan diambil dari Dukuh Pablengan, Desa Krikilan, Kec. Kalijambe, Kab. Sragen.
h. Batu Gamping Moluska. Merupakan endapan moluska yang tersementasi oleh batu kapur. Temuan dari situs Sangiran.
i. Batu Gamping Foraminifera. Temuan dari Dukuh Ngempon, Desa Krikilan, Kec. Kalijambe, Kab. Sragen. Ditemukan pada endapan/formasi Kalibeng.
j. Endapan Mud Vulcano. Ditemukan di Desa Krikilan, Kec. Kalijambe, Kab. Sragen. Mud Vulcano adalah batuan erupsi dari dalam bumi yang muncul ke permukaan bumi sambil mebawa zat-zat dari dalam bumi. Dari penelitian diketahui bahwa material mud volcano di Situs Sangiran berasal dari jaman tersier sekitar 65 s/d 5 juta tahun yang lalu.
Tanggal penemuan : 20 November 1992
Nama penemu : Tardi
Lokasi penemuan : Dk.Tanjung , Ds.Dayu, Kec.Gondangrejo, Kab.Karanganyar
Umur/Stratigrafi : Pada Formasi Kabuh
Gajah Purba
Gajah purba yang pernah hidup di daerah Cagar Budaya Sangiran antara lain jenis Mastodon, Stegodon dan Elephas. Spesies Stegodon Trigonocephalus merupakan jenis gajah purba yang paling banyak ditemuka di Situs Sangiran. Fosil binatang ini banyak ditemukan pada Formasi Pucangan Atas dan Kabuh dan hidup antara 1.200.000-500.000 tahun yang lalu.
No. Nama Koleksi Penemu & Tgl Penemuan Asal Temuan
1. Rahang Atas (Maxilla) Gajah Mastodon Sp Marjono, 5 Januari 1992 Formasi Kabuh, Situs Sangiran
2. Tulang Rusuk (costa) Gajah Stegodon Trigonocephalus Supardi, 3 Desember 1991 Formasi Pucangan Atas, Dk. Bukuran, Kalijambe, Sragen
3. Gading Gajah Stegodon Trigonocephalus Suwarno, 24 Agustus 1980 Formasi Kabuh Bawah, Dk. Blimbing, Ds. Cangkol, Kec. Plupuh, Kab. Sragen
4. Sepasang Gading Gajah Stegodon Trigonocephalus Sugimin, 7 Juni 1984 Formasi Kabuh, Dk. Grogolan
5. Tulang Panggul (Pelvis) Gajah Stegodon Trigonocephalus Sutarto, 20 April 1992 Formasi Kabuh, Dk. Tanjung, Ds. Dayu, Kec. Gondangrejo, Kab. Sragen
6. Ruas Tulang Jari (Phalanx) Gajah Stegodon Trigonocephalus 28 Oktober 1971 Formasi Kabuh, Stus Sangiran
7. Ruas Tulang Belakang (vertebrae) Gajah Stegodon Trigonocephalus 15 Desmber 1975 Formasi Kabuh, Stus Sangiran
8. Ruas Tulang Leher (vertebrae cervical) Gajah Stegodon Trigonocephalus 20 Desember 1975 Formasi Kabuh Bawah, Situs Sangiran
9. Gigi geraham bawah Gajah 8 November 1975 Formasi Kabuh Bawah Situs Sangiran
10. Gigi Gajah (elephas namadicus) 12 Desember 1975 Formasi Kabuh Bawah Situs Sangiran
Fosil Bovidae
Bovidae adalah kelompok binatang bertanduk seperti Kerbau, Banteng dan lain-lain. Fosil binatang ini banyak ditemukan pada Formasi Pucangan Atas dan Formasi Kabuh.
No. Nama Koleksi Penemu & Tgl Temuan Asal Temuan
1. Tulang Belakang (Vertebrae) Sutanto, 26 Mei 1977 Formasi Kabuh Bawah, Sangiran
2. Rahang Bawah (Mandibula) Paino, 10 Desember 1994 Formasi Kabuh Bawah, Dk.Kricikan, Ds.Rejosari, Kec.Gondangrejo, Kab. Karanganyar
3. Tulang Rusuk ( Costa) Sutanto, 17 Mei 1977 Formasi Kabuh Bawah, Sangiran
4. Tulang Paha (Femur) Warsito, 1 Februari 1994 Formasi Kabuh, Dk.Krikilan, Kec.kalijambe, kab.Sragen
5. Tulang Kering (Tibia) Jumadi, 10 Mei 1977 Formasi Kabuh, Dk.Krikilan, Kec.kalijambe, kab.Sragen
6. Tulang Tapak Kaki (Metacarpal) Mul Tukiman, 3 November 1994 Formasi Kabuh, Dk.Sendang, Ds.Bukuran, Kec.kalijambe, Kab. Sragen
7. Tulang kaki Depan Atas (Humerus) Mul Tukiman, 28 Januari 1995 Formasi Kabuh, Dk.Sendang, Ds.Bukuran, Kec.kalijambe, Kab. Sragen
8. Tengkorak (Oranium) 1975 Formasi Kabuh, Dk.Krikilan, Kec.kalijambe, kab.Sragen
Stegodon Trigonocephalus
a. Tulang Paha Gajah
Tanggal penemuan : 4 Februari 1989
Nama penemu : -
Lokasi penemuan : Ds. Ngebung, Kec. Kalijambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan Atas
b. Tulang Hasta (Ulna) Stegodon Trigonocephalus
Tanggal penemuan : 23 November 1975
Nama penemu : -
Lokasi penemuan : Dari kawasan Cagar Budaya Sangiran
Umur/Stratigrafi : Formasi Kabuh Bawah
Fosil Bovidae
Keluarga Bovidae seperti kerbau, sapi, dan banteng banyak ditemukan di Stus Sangiran, terutama pada Formasi Pucangan Atas dan Formasi Kabuh.
No Nama Koleksi Penemu & Tgl Temuan Asal Temuan
1. Tulang Rusuk (Costa) Rukimin, 17 Mei 1997 Formasi Kabuh, Ds.Krikilan, Kec.kalijambe, kab.Sragen
2. Tulang Belakang ( Vertebrae) 2 April 1978 Formasi Kabuh, Dk.Grogolan, Ds.Bukuran, Kec.kalijambe, Kab. Sragen
3. Tulang Jari (Phalanx) 23 November 1975 Formasi Kabuh, Sangiran
4. Tulang Tapak Kaki Depan (Metacarpal) 19 Maret 1997 Formasi Kabuh Bawah, Sangiran
5. Tulang Kering (Tibia) Tahun 1975 Formasi Kabuh Bawah, Sangiran
6. Tulang Kaki depan Bawah (Radius) Tahun 1975 Formasi Kabuh Bawah, Sangiran
7. Rahang Atas (Maxilla) 25 Februari 1975 Formasi Kabuh Bawah, Sangiran
Fosil Rusa (Cervus Sp)
Berisi fosil rusa dan domba yang pernah hidup pada kala Pleistosin Tengah dan diendapkan pada Formasi Kabuh. Koleksinya antara lain :
a. Tanduk Rusa jenis Cervus Hippelaphus.
b. Tanduk dari jenis Cervus Lydekteri.
c. Tengkorak Rusa (Cranium).
d. Rahang Bawah Cervus Hippelaphus (Mandibula).
e. Rahang Atas Cervus Sp.
f. Tulang Pinggul (Pelvis) Cervus Sp.
g. Duboisia Santeng.
h. Rahang Bawah Domba (Mandibula).
i. Tulang Paha (Femur) Domba.
j. Tulang Tapak Kaki belakang bawah (Metatarsus) Domba.
k. Tulang Pengumpil (Radius).
l. Ruas Tulang Jari (Phalanx) Domba.
m. Ruas Pergelangan Kaki Belakang Domba.
Fosil Babi, Harimau, dan Badak
No. Nama Koleksi Penemu & Tgl Temuan Asal Temuan
1. Rahang Atas Babi Sus Brachynathus Mitro14 Maret 1997 Formasi kabuh di dk.Sangiran, ds.Krikilan, kec. Kaliambe, kab.Sragen
2. Rahang Bawah (Mandibula) Babi Sus Terhaari Tahun 1976 Formasi Kabuh di situs Sangiran
3. Tengkorak Harimau (Cranium Fellis Paleojavanica) Ngadino, 24 Desember 1993 Formasi Kabuh di dk. Wonolelo, ds. Ngebug, kec. Gemolong, kab.Sragen
4. Tulang Paha Harimau (Femur) 12 Juni 1993 Formasi Kabuh di dk. Wonolelo, ds. Brangkal, kec. Gemolong, kab.Sragen
5. Taring Harimau (Canine) Ngadino, 25 April 1991 Formasi Kabuh di dk. Wonolelo, ds. Ngebug, kec. Gemolong, kab.Sragen
6. Tengkorak Badak (Rhinoceros Sondaicus) Harto, 24 April 1993 Formasi Kabuh di dk.Sangiran, kec. kalijambe, kab, Sragen
7. Rahang Bawah Badak Mintorejo, 7 Oktober 1993 Formasi Kabuh di dk.Grogolan Krajan, ds.Manjarejo, Plupuh,Sragen
8. Tulang Belikat Badak Danisu, 6 Juli 1994 Formasi Kabuh did k. Keonagung, kec, Tanon, Sragen
Rahang Atas Elephas Namadicus
tanggal Penemuan : 24 April 1980
Nama Penemu : Atmo
Lokasi Penemuan : Dari dukuh Ngrejeng, Desa Somomoro dukuh, kec. Plupuh, kab, Sragen
Umur/Stratigrafi : Pada lapisan grenzbank (antara formasi pucangan dan kabuh).
Rahang Gajah
Berisi rahang atas Stegodon trigonocephalus dan rahang bawah Elephantoides. keduanya adalah jenis gajah purba yang pernah hidup di Sangiran.
No Nama Koleksi Penemu dan Tanggal Temuan Asal Temuan
1. Rahang atas gajah stegodon trigonochepalus Atmo, 24 April 1980 Lapisan grenzbank di dk.Ngrejeng, ds. Sommoro dukuh, kec.Plupuh,Sragen
2. Rahang bawah (Mandibula) gajah elephantoides Supardi, 3 Desember 1991 Formasi Pucangan atas di ds. Bukuran,Kalijambe,Sragen
2. RUANG PAMERAN TAMBAHAN I
No Nama Koleksi Penemu & Tanggal Temuan Asal Temuan
1. Bola Batu Formasi Notopuro
2. Rahang Atas Babi Rahang bawah Babi Taring Babi Sutanto, 25 Februari 1976 Formasi Pucangan di Ds. Kikilan, Kec. Kalijambe, Sragen
3. Rahang Bawah Badak Gudel, 29 Januari 1976 Form Pucangan, di Ngampon, Ds. Krikilan, Kalijambe, Sragen
4. Tengkorak Banteng(Bibos Palaeosondaicus) Lasimin, 30 Oktober 1996 Formasi Kabuh, di Dk. Garas, Brangkal, Gemolong Sragen
5. Tl kaki depan (Radius) Gajah Tl. hasta (Ulna) Gajah Mul Tukimin, 25 Desember 1995 Form Kabuh d Dk. Sendang, Bukuran, Kalijambe, Sragen
6. Rahang Atas Gajah Mul Tukimin, 25 Desember 1995 Form Kabuh d Dk. Sendang, Bukuran, Kalijambe, Sragen
7. Tl Pinggul (Pelvis) gajah Giyono, 7 Januari 1994 Formasi Pucangan, di Ds. Bukuran, Kalijambe, Sragen
8. Rahang bawah gajah Slamet, 12 Januari 1989 Formasi Kabuh di Dk, Toho, Ds Bukuran, Kalijambe, Sragen
9. Tl jari Gajah Mul Tukimin, 25 Desember 1995 Formasi Kabuh di Dk Sendang, Ds Bukuran, Kalijambe, Sragen
10. Rahang Atas (maxilla) Rusa Tanduk Rusa Sugiyo, Warsito. 10 November 1999 Form Pucungan, di Ds. Ngebung & Ds. Krikilan, Kalijambe, Sragen
11. Tengkorak Banteng Lasimin, Sukidi, Sugiman. 30 Oktober 1996 Formasi kabuh, di Dk. Garas, Ds. Brankal, Gemolong, Sragen
3. RUANG PAMERAN TAMBAHAN II
NO Nama Koleksi Penemu & Tgl Temuan Asal Temuan
1. Rahang Bawah Kuda Nil (Hippopotamus) Sukar, 26 Februari 1976 Formasi Pucangan, di ds Bukuran, Kalijambe,Sragen
2. Kura-Kura (Chelonia) Sanyoto,8 Desember 1994 Formasi Pucangan, did k. Cengklik, ds.Bukuran,kec.Kalijambe kab. Sragen
3. Rahang Atas Dan Gigi Buaya Warsito, 4 Januari 1993 Formasi Pucangan, di ds. Krikilan,Kalijambe,Sragen
4. Kepiting, tlg.Ikan,Gigi Hiu Formasi Pucangan
5. Koral/Batu.Karang & Diatome
6. Marginellidae,Buccinidae,Canideae
7. Tridacna Maxima:Pugillina Cochillidium;Placuna Ephippum Pernoviridis
8. Metraviolacea, Veneridae
9. Tonnidalium, Valuddae, Cyimbiola Suwarno, 4 Maret 1976 Formasi Kalibeng di Kali Puren
10. Turriteilla, Cantharus Melanasioum Sutanto, 4 Maret 1976 Formasi Kalibeng di Kali Puren,Sangiran.Kalijambe,Sragen
11. Pleuraploca Trapizium Pugilina Cochilidium Setro, 16 April 1975 Formasi Kalibeng di Kali Puren,Sangiran
12. Fosil kayu
Bab V PENUTUP
A. Kesan
Selama kami mengikuti kegiatan outdoor class kami merasa masih harus belajar dan belajar lagi, karena banyak diluar sana, banyak ilmu yang kita dapat dari kegiatan itu seperti sejarah keraton dan beberapa jenis fosil purba,
Kami merasa sangat bahagia bisa mengikuti kegiatan outdoor class karena kami bisa tahu banyak hal dari kegiatan tersebut kami bisa belajar dan bermain bersama meskipun juga sangat melelahkan,
B. Pesan
“Disaat kau merenung dan meratapi kehidupan ini tengoklah keluar jendela dan lihatlah masa depan, kemudian lihatlah jam dinding waktu akan terus berputar maka lakukan sekarang juga jangan sampai menunggu nanti bahkan esok, kemudian mulailah bergegas keluar buka pintu dengan sekuat mungkin percaya diri bahwa kehidupan yang lebih baik menanti didepan, tetapi satu hal yang harus kau perhatikan yaitu pesan dari lantai sebelum kamu pergi ke luar yaitu bersujud dan bertawakal lah kepada Tuhan YME.”
Daftar Pustaka
1. Museum Sangiran, Sejarah Revolusi Manusia Beserta Situs Dan Lingkungannya.
2. www.pandhu15.blogspot.com/2011/03/kata-kata-mutiara-anime.html?m=1
3. www.gen22.net/2011/05/kata-kata-mutiara-2011.html
4. www.jadilah.com/2011/09/kata-kata-mutiara.html?m=1
1. Fosil Manusia Purba
2. Alat-alat Batu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar