Dalam teori sosiologi klasik Jerman ada beberapa tokoh yang sangat istimewa dengan pemikiran-pemikirannya yang banyak memberikan pengaruh besar dalam kehidupan dunia, salah satu diantaranya ada Karl Marx (1818-1883), beliau ini lah yang disebut-sebut sebagai pelopor komunis. Karl Marx telah menemukan satu fakta sederhana, bahwa yang pertama kali di cari manusia adalah makan, minum, tempat bernaung, dan pakaian. Jauh sebelum mereka mengejar apa itu politik, ilmu pengetahuan, seni, dan agama[1]. Ada teori dari Karl Max yang sampai saat ini masih sangat terasa dalam kehidupan kita, yaitu teorinya tentang alienasi, alienasi jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia maka artinya adalah proses menuju keterasingan, yang sepemahaman saya teori ini terjadi dimana hilangnya kekreatifan karena hasil kerja nya sendiri, Maksud dari hilagnya kreatif ini karena kekreatifan mereka maupun tenaga-tenaga mereka terhenti pada alat-alat produksi bahkan tersaingi dengan alat-alat produksi atau mesin yang mereka (manusia) buat sendiri dan seolah-olah hidup mereka itu seperti tergantung pada alat, atau bila kita artikan ke dalam ekonomi maka pengertiannya ialah kaum buruh atau kaum proletariat itu hanya bisa hidup dengan menyumbangkan tenaganya kepada kaum borjuis atau kaum yang memiliki alat-alat produksi maka peristiwa ini lah yang disebut dengan alienasi.
Maka bila alienasi ini telah mencapai titik bosan bisa jadi timbul konflik kelas atau pertentangan kelas atas dengan kelas bawah yang menuntut kesejahteraan ekomomi atas apa yang telah kaum proletariat kerjakan meskipun terjadi pertentangan dapat di pastikan pemenangnya adalah kaum borjuis yang mempunyai alat-alat produksi karena kaum inilah yang sangat berkuasa atau berhak atas kelangsungan kekreatifan mereka, bisa di katakan kaum borjuis ini menimbun hasil dari kaum proletariat maka kaum proletariat ini bisa di katakan sudah tidak bisa apa-apa kecuali mengikuti perintah kaum borjuis, kaum-kaum borjuis pun bila ada konflik seperti ini maka akan dengan sangat tenang menghadapinya karena kaum pekerja atau kaum proletariat itu lebih banyak sekali jumlahnya dari pada kaum borjuis.
Akan tetapi pengamatan saya tentang keadaan ini bisa terpecahkan bila terjadinya suatu revolusi besar-besaran atau dengan melepaskan diri dari kaum borjuis dengan kata lain yaitu mengembangkan kekreatifan mereka sendiri dengan membuat usaha sendiri.
Tetapi sekarang faktanya bila kita tarik teori tersebut ke zaman sekarang terutama peristiwa-peristiwa yang sangat sering sekali terjadi di belahan dunia manapun dan khususnya Indonesia maka teori alienasi Karl Marx ini selamanya akan membelenggu. Fakta nya sekarang kita lihat saja banyak orang-orang Indonesia yang hanya siap kerja tetapi tidak siap membuat lapangan pekerjaan sendiri, banyak sekarang di Indonesia ini yang semakin memperparah keadaan dengan mendirikan lembaga-lembaga pelatihan tenaga kerja yang fungsinya di gunakan untuk melatih orang siap kerja di luar negeri menjadi pekerja asing, yang justru menjadikan orang-orang Indonesia menjadi kaum proletariat atau kaum miskin tidak hanya sampai itu saja pendidikan di Indonesia pun arahnya itu mengarah pada manusia-manusia yang bermental peminta pekerjaan contohnya sekolah-sekolah menengah kejuruan (SMK) bagi saya itu juga suatu pendidikan yang mengarah untuk menjadi kaum proletariat, ya oke lah jika ada yang berpendapat bahwa pendidikan SMK di gunakan untuk melatih kekreatifan dan ketrampilan akan tetapi seharusnya di beri juga materi pendidikan yang mengarah pada pemberian sudut pandang berbeda tentang kehidupan ekonomi, misalnya saja di bekali tentang mental pencipta lapangan pekerjaan.
Sebenarnya juga bukan cuma pendidikan SMK tetapi pendidikan yang lainnya pula, bahkan pendidikan di perguruan tinggi pun mengarahnya kepada mental peminta pekerjaan. Sekarang yang di butuhkan untuk merubah alienasi yang membelenggu di butuhkan pendidikan yang mengarah kepada pembentukan kaum borjuis, konteks tujuannya bukan untuk mengarah kepada kapitalis yang keuntungannya untuk pribadi tapi untuk membuat masyarakat sejahtera yang bisa menekan angka penggangguran dan bahkan kemiskinan, bukan menjadikan yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
Di negara Jepang itu antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain tapi sejenis mereka itu bukan bersaing untuk menjatuhkan saingan akan tetapi mereka itu saling melengkapi satu dengan yang lainnya artinya satu dengan yang lainnya itu saling menguntungkan demi kesejahteraan yang lainnya pula, maka dari itu Indonesia harus mencontoh negara-negara yang menggunakan konsep seperti itu untuk menjadikan rakyat sejahtera, kembali ke masalah pendidikan tadi Indonesia juga perlu pendidikan yang semacam itu yang arahnya ke kreatif pembuat lapangan pekerjaan bukan hanya cuma pendidikan yang hanya belajar tentang suatu ilmu dan begitu lulus hanya menjadi peminta pekerjaan.
Kembali pada toeri alienasi Karl Marx, memang tidak mungin pula alienasi itu tertiadakan karena tidak mungkin semua manusia menjadi kaum borjuis, kaum yang memiliki alat-alat produksi, akan tetapi yang lebih saya utamakan ialah merubah cara berfikir orang-orang terlebih orang-orang Indonesia tentang suatu pekerjaan dengan dasar dari teori alienasi nya Karl Marx agar orang-orang Indonesia tidak hanya menjadi peminta pekerjaan, karena bagi saya pengganguran dan kemiskinan di Indonesia itu cukup memprihatinkan terlebih banyak pengusasa dan perusahan asing yang sejahtera di Indonesia tetapi orang indonesia asli sendiri justru tidak merasakan kesejahteraan itu.
Sedangkan kaitannya dengan pemilu 2014 ini bagi saya pribadi adalah membutuhkan pemimpin yang siap merubah pola berfikir orang-orang Indonesia tentang suatu pekerjaan dengan salah satu cara diantaranya ialah merubah konsep pendidikan-pendidikannya serta mengoptimalkan sumber-sumber daya alam agar bisa di olah sendiri bukan memberikannya kepada orang asing, dengan begitu kesejahteraan akan sangat terasa bagi rakyat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar