Kamis, 15 Januari 2015

Michael Foucault The Archeology of Knowledge, Discipline and Punish.


Michael Foucault dalam karyanya yang ke-empat The Archeology of Knowledge (1969) yang di dalam nya menggunakan istilah arkeologi yang bisa di pahami sebagai sarana analisis kritis untuk membongkar relasi antara kuasa dan pengetahuan dalam wacana, wacana disini diartikan sebagai cara untuk menjelaskan cara berfikir dan bertindak dengan basis pengetahuan.
Foucault dalam karyanya ini memandang kekeuasaan tidak seperti kaum Weberian yang memandang kemampuan subjektif untuk mempengaruhi orang lain, tidak pula seperti kaum Marxian yang memandang kekuasaan sebagai artefak material yang dapat dikuasai dan digunakan oleh kaum borjuis untuk mendominasi maupun menindas kelas proletar, namun kekuasaan menurut Foucalt ialah suatu kebenaran.
Menurutnya lebih jelas kekuasaan tidak selalu dipandang sebagai wilayah yang negatif dan represif  namun kekuasaan justru suatu hal yang positif dan produktif, sebab kekuasaan selalu menciptakan pengetahuan yang pada tingkatan selanjutnya memunculkan kebenarannya sendiri, pengetahuan menyokong kebenaran dan kebenaran menopang pengetahuan, kebenaran tak lain adalah kuasa itu sendiri, ia adalah suatu aturan-aturan yang oleh kesadaran kita dianggap pasti dan benar, untuk menentukan dan memilah-milah, mengkarifikasi keberadaan diri kita. Maka dapat disimpulkan bahwa kebenaran ialah sistem prosedur untuk memproduksi, mengatur, menyebarkan, dan mengoperasikan pernyataan-pernyataan.
Untuk melengkapi pemahaman karya The Archeology of Knowledge ada karya yang ke-enam yang penting karya yang bisa melengkapi pemikiran relasi antara kekuasaan dan ilmu pengetahun yaitu karya yang berjudul Discipline and Punish (1975), seperti yang dikatakan Foucalt sendiri : “Buku ini dimaksudkan sebagai sejarah kolektif jiwa modern dan kekuasaan baru untuk menilai suatu geneologi di antara kompleksitas legal saintifik sekarang ini ketika kekuasaan untuk menghukum dan memperoleh dasarnya, justifikasi, dan aturan-aturannya, ketika ia memperluas efeknya dan ketika ia menutupi singularitasnya yang melampaui batas” (Foucalt, 1975:25).
Karya ini berkonsentrasi pada periode 1775 dan 1830-an, periode yang saat itu penyiksaan tahanan diganti dengan pengontrolan terhadap mereka melalui aturan-aturan penjara. Dalam hal ini memberikan gambaran tentang bagaimana ilmu pengetahuan merupakan sumber kuasa atau kebenaran yang bisa menentukan kedisiplinan dan memberikan hukuman bagi yang disalahkan oleh kekuasaan. Dengan demikian bahwa kebenaran sangat ditentukan oleh kekuasaan dan sumber kekuasaan adalah ilmu pengetahuan, semakin tinggi penguasaan ilmu pengetahuan semakin tinggi pula kekuasaan yang didapatkan, meskipun kebenaran itu relatif namun berkuasa itu bukan karena benar tetapi benar karena berkuasa.

Daftar Pustaka

Bagong Suryanto, M Khusna Amal.2010.Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial. Yogyakarta: Aditya Media Publishing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar