Tulis,
tulisan, penulisan, menulis, karangan, lah aku pusing saya lebih suka membaca
cerpen dari pada harus menulis karangan tetapi mau bagaimana lagi jika saya
tidak menulis saya tidak dapat nilai, jika saya tidak dapat nilai saya gagal
dan harus mengulang, jika hal seperti itu terjadi maka kuliah saya akan
terhambat atau tidak selasai-selesai dan jika seperti itu saya membuat orang
tua saya kecewa, karena saya diberi amanah untuk cepat menyelesaikan kuliah,
jika saya gagal dalam melaksanakan amanah maka saya berdosa, jika saya berbuat
dosa maka saya masuk neraka, memang sangat mengerikan pada akhirnya bila saya
tidak menulis untuk dapat nilai, maka dengan tulisan ini saya menyatakan
menulis tugas untuk dapat nilai dengan maksud agar tidak masuk neraka. (saya
mulai lebih bingung).
Saya
perhatikan lebih dengan seksama lagi paragraf pertama aneh yang saya buat
diatas, kemudian saya simpulkan bahwa paragraf diatas itu merupakan serangkaian
sebab akibat maka hal itu merupakan sebuah sistem yang satu dengan yang lainnya
saling terhubung maka bila satu sebab
tidak ada maka akan berpengaruh pada akibat-akibatnya dan bisa jadi akibatnya
pun tidak pernah terjadi (tidak ada).
Kemudian
saya mulai berfikir lagi tentang suatu sistem apabila kita terus-terusan
mencari suatu sebab dan akibat maka semua itu pada akhirnya juga kembali kepada
Tuhan, lalu sebab akibat itu pasti ada
yang namanya persoalan atau masalah, dan jika saya menyalahkan suatu sebab atau
akibat maka hal itu juga akan terhubung dengan yang lainya, sebagai contoh
susunan panitia dalam suatu organisasi yang sedang mengadakan kegiatan tentu
mempunyai yang namanya susunan panitia, di susunan panitia tersebut pasti
terbagi-bagi menjadi beberapa bidang atau devisi, dari susunan panitia itu maka
akan ada sistem karena ketua, sekretaris, bendahara, dsb itu saling terhubung
satu dengan yang lainnya, maka suatu susunan itu pasti ada suatu sistem dan
sistem itu pasti melekat.
Membahas
suatu susunan dan sistem nya yang melekat tentu dalam kehidupan berorganisasi
kita tidak boleh saling menyalahkan karena jika salah satu bidang menyalahkan
bidang yang lain tentu bidang yang disalahkan tidak mau pasti salah satunya
dengan alasan sebab akibat, maka untuk hal ini kita harus menggambil sikap
yaitu tidak boleh saling menyalahkan, meskipun salah benar itu pasti ada, saya
memang harus seperti ini lah seorang sosiolog tidak boleh langsung menyalahkan
tanpa tahu sebab akibatnya.
Berbicara
tentang sosiologi saya ingat kata-kata bapak Soejono Soekanto yang saya kutip
dari bukunya yang berjudul Pengantar Sosiologi, beliau berkata “sosiologi tidaklah bertujuan untuk
membentuk manusia-manusia yang bijaksana dan selalu baik dalam
tindakan-tindakannya, tetapi untuk membuka mata agar mereka memperhitungkan
akibat dari segalanya”. Dari perkataan beliau tersebut juga jelas bahwa
sosiologi bukanlah ilmu yang bisa langsung manggambil kesimpulan salah dan
benar tetapi juga memperhitungkan sebab akibat nya pula.
Teringat
suatu hal bahwa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang saya cintai ini menggunakan
paradigma integrasi-interkoneksi yang pelopornya itu bapak Amin Abdullah (dosen
favorit saya, sebab penyampaian beliau begitu jelas), yang sepemahaman saya itu
menggambil suatu apapun dengan banyak perspektif atau tidak bisa kita hanya
memandang sesuatu dengan satu perspektif karena akan sempit sekali dan pada
akhirnya juga yang di dapat salah benar tanpa perhitungan sebab akibat.
Tetapi
waktu kemarin-kemarin itu mas Yaser Arafat, lah maaf maksud saya bapak Yaser
Arafat (bapak, karena sudah punya istri) mengatakan bahwa jika kita menggambil
semua perspektif maka pada saat skripsi tidak akan selesai-selesai, satu
skripsi saja yang dengan satu perspektif bisa berbulan-bulan lamanya dalam
penyelesaian apalagi dalam banyak perspektif maka bisa bertahun-tahun, ini juga
masalah yang harus saya fikirkan karena saya itu ingin membuat satu skripsi
dengan banyak perspektif, agar banyak sekali jankauan ilmu yang dipelajari,
serta agar tidak menyimpulakan benar salah saja tanpa memandang sebab akibat
dan mengingat amanah dari orang tua saya yang harus cepat selesai kuliah, dan
apa mungkin satu skripsi bisa cepat selesai dengan banyak perspektif? Dan apa
mungkin satu skripsi menggunakan banyak perspektif? Ini masalah yang harus saya
pecahkan.
Membahas
yang namanya perspektif kemungkinan besar bahwa satu teori dengan teori lainnya
akan sangat berbeda sebab suatu teori muncul karena latar belakang yang
berbeda-beda pula maka dalam sosiologi ada pembagian teori-teori menurut
sosiologi struktural yaitu:
1. Struktural
fungsional
Yaitu suatu teori yang banyak menggambil
persoalan tentang fungsi, asumsi atau dasarnya paradigma ini tentang
masyarakat:
1. Tiap-tiap
masyarakat merupakan struktur yang terdiri dari unsur-unsur yang relatif stabil
dan mantap
2. Tiap-tiap
masyarakat merupakan struktur yang unsur-unsurnya berintegrasi satu sama lain
3. Tiap-tiap
masyarakat mempunyai fungsi dalam arti berfungsi menyumbang ketahanan dan
kelestarian sistem
4. Tiap-tiap
struktur yang fungsional tersebut dibangun berdasarkan kesesuaian paham
(consensus) antara anggotanya mengenai nilai-nilai atau sesuatu tertentu.
Sedang
pengertian dari fungsi itu sendiri adalah kumpulan dari berbagai kegiatan yang
semuanya itu saling teratur yang bertujuan mengarah kapada pemenuhan kebutuhan
sistem, Perkataan fungsi juga digunakan dalam berbagai bidang kehidupan
manusia, menunjukkan kepada aktivitas dan dinamika manusia dalam mencapai
tujuan hidupnya , fungsi juga menunjuk pada proses
yang sedang atau yang akan berlangsung, yaitu menunjukkan pada benda tertentu
yang merupakan fungsi elemen atau bagian dari proses tersebut, sehingga
terdapat perkataan masih berfungsi atau tidak berfungsi.
Dari
ciri-ciri tersebut maka dapat di simpulkan bahwa teori-teori yang masuk dalam
struktural fungsional diantaranya ada teori dari Talcot Parsons dan menurutnya
ada empat fungsi yang mutlak yaitu AGIL, maksudnya:
1. (A)
adalah adaptation
Adaptation ini fungsi yang dimiliki oleh sebuah sistem untuk
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan dari sistem
tersebut, sebagai contoh nya suatu pabrik atau industri kecil-kecilan yang
memproduksi batik dengan membuat motif itu langsung dengan tangan (digambar
tangan) akan tersisih karena ada nya modernisasi alat produksi yang menggunakan
mesin cetak, maka pabrik ini akan berubah menjadi pabrik tekstil yang
memproduksi kain batik dengan mesin cetak, agar bisa memenuhi tuntuntan zaman,
ini lah yang di maksud dengan adaptation yang menyesuaikan diri dengan keadaan.
2. (G) adalah Goal Attainment (Tujuan)
Dalam sisitem pasti ada
tujuan yang ingin dicapai dan tujuan biasanya selaras dengan nilai-nilai yang
ada di masyarakat sekitarnya, contohnya industri kecil-kecilan yang berubah
menjadi pabrik tekstil tadi ingin mensejahterakan pekerjanya maka menggaji
mereka dengan upah tinggi tentu harus dibarengi dengan kualitasnya pula, agar
bisa terkenal dan terjamin, dan bisa diipercaya oleh para konsumen, ini lah
yang dimaksud dengan tujuan.
3. (I) adalah Integration (integrasi; hubungan)
fungsi
yang dimiliki oleh sistem dalam rangka mengatur hubungan bagian-bagian dalam
komponen sistem tersebut dan pelaku-pelaku yang berada di dalamnya, misalnya
dalam pabrik tekstil para pekerjanya tidak ada hubungan baik dengan pekerja
lainnya, maupun atasan dengan bawahan tidak ada timbal balik yang baik maka
para pekerja tidak bisa beradaptasi dengan baik pula kemudian tujuan dari
pabrik tersebut tidak bisa terlaksana, bisa dibilang bahwa integration inilah
yang paling pokok dalam “AGIL”, maka di dalam suatu kehidupan juga harus
membangun komunikasi yang baik
4. (L) adalah Latency (pengontrol)
fungsi
yang dimiliki suatu sistem untuk memperlengkapi, memelihara dan memperbaiki,
pada tingkat individu maupun pola-pola kulturalnya, contohnya di dalam pabrik
tekstil tadi pekerjanya tidak memiliki budaya atau kebiasaan yang baik maka
proses integration, adaptation maupun goal tidak bisa di laksanakan dengan
baik, sederhananya latency ini adalah bahan pokok dalam mengolah integration.
Agar dapat tetap bertahan, maka
suatu sistim harus mempunyai keempat fungsi ini. Parson mendisain skema AGIL
ini untuk digunakan di semua tingkat dalam sistim teorinya, yang aplikasinya
adalah sebagai berikut :
1. Organisme perilaku adalah sistim tindakan yang melaksanakan fungsi
adaptasi dengan menyesuaikan diri dengan dan mengubah lingkungan eksternal.
2. Sistim kepribadian melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan
menetapkan tujuan sistim dan memobilisasi sumber daya yang ada untuk
mencapainya.
3. Sistim sosial menanggulangi fungsi integrasi
dengan mengendalikan bagian-bagian yang menjadi komponennya.
4. Sistim kultural melaksanakan fungsi pemeliharaan pola dengan
menyediakan aktor seperangkat norma dan nilai yang memotivasi mereka untuk
bertindak.
Daftar pustaka
Sarip Hasan.Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons.Dalam.http://saripuddin.wordpress.com/fungsionalisme-struktural-talcott-parsons/.
09-06-2014.
Luminar Hernawati.Fungsional Struktural.Dalam.http://luminarhernawati.blogspot.com/2013/05/talcott-parsons.html
. 09-06-2014.
Rendra Sulistiyono.Belajar Sosiologi.Dalam.http://sinausosiologi.blogspot.com/2012/06/teori-struktural-fungsional-talcot.html
.09-06-2014.
Fery Roen.Talcot Parsons:Teori Struktural Fungsional.Dalam.
http://perilakuorganisasi.com/talcott-parsons-teori-struktur-fungsional.html.
09-06-2014.